Spiga

Analisa Teknikal Klasik Menggunakan Teori Dow

SEKILAS TENTANG TEORI DOW

Dow Theory atau Teori Dow merupakan teori dasar dari analisa teknikal yang pertama kali dipublikasikan oleh Charles H. Dow (1851-1902) di 255 Wall Street Journal, Dow merupakan seorang wartawan sekaligus editor dari Wall Street Jornal serta pendiri Dow Jones and Company. Penelitian pertama Dow dilakukan dengan membagi saham-saham di Wall Street menjadi 2 kelompok, yaitu Industrial Index dan Trasportation Index. Dia mengatakan bahwa perkembangan industri pabrikasi otomatis akan diikuti pula oleh perkembangan industri transportasi, karena pabrik membutuhkan transportasi untuk mendistribusikan barang-barang hasil produksinya.

Berangkat dari asumsi bahwa jika keuntungan di industri transportasi meningkat maka secara tidak langsung menunjukan juga bahwa produksi dari industri pabrikasi dan permintaan dari konsumen meningkat pula yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan laba masing-masing perusahaan. Secara global hal ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara.

Setelah Dow meninggal dunia ada beberapa orang yang ikut berperan dalam mengembangkan Dow Theory berdasarkan tulisan yang di tulis oleh Dow di Jurnal Wall Street, mereka antara lain adalah, William P. Hamilton, Robert Rhea and E. George Schaefer.

Dasar Teori Dow
1. Pasar memiliki tiga gerakan
2. Tren memiliki tiga tahap
3. Pasar saham telah menyerap (discounted) semua berita
4. Rata-rata pasar saham harus mengkonfirmasi satu sama lain
5. Tren harus dikonfirmasi oleh volume
6. Tren diasumsikan berlaku sampai memberikan sinyal yang pasti

Poin-poin diatas digunakan sebagai dasar dalam ilmu Teknikal analisis. Aturan-aturan tersebut dikemukakan oleh Dow dan kemudian disempurnakan oleh para penerusnya.

PERFORMA TEORI DOW

Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Teknikal Analisis bisa dipakai sebagai salah satu metode untuk membangun portfolio dengan menggunakan market timing. Penelitian sederhana yang dilakukan oleh Norman Fosbeck menunjukkan bahwa “market timing” lebih bagus dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan Buy & Hold. Masalah sederhananya adalah kita harus benar-benar menguasai tekniknya.

Di maanagementfile.com, Arman Boy Manullang menceritakan kisah sukses temannya yang berinvestasi di pasar modal dengan hanya mengandalkan analisa trend dari teori Dow sebagai berikut, "Seorang teman saya semasa kuliah dulu membeli saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada saat harganya terkoreksi ke level Rp 400. Kemudian dia menjual saham BUMI tersebut di harga Rp 3000 pada sekitar bulan September 2009. Satu jenis saham yang dipegang tersebut mengalami kenaikan hingga 650% dalam kurun waktu tidak sampai setahun. Luar biasa bukan? Padahal hanya mengandalkan analisa sederhana dan sedikit keberanian untuk masuk ke saham BUMI saat mengalami tekanan jual yang sangat hebat. Selebihnya, dia hanya sabar menunggu hingga melihat sinyal pembalikan arah terjadi."

Berikut hasil penelitian Norman fosbeck yang dilakukan dari tahun 1964-1984

Lalu penelitian oleh Martin Pring dengan menggunakan metode Dow Theory
- Dengan menginvestasikan $44 pada tahun 1977 dan mengikuti semua signal buy dan sell dari Dow theory, maka pada tahun 1981 menghasilkan keuntungan sebesar $18000
-Sementara jika menginvestasikan $44 dan hold portfolionya, maka pada tahun 1981 hanya menghasilkan keuntungan $960.

KIRTIK TERHADAP DOW THEORY

Teori Dow tidak bebas dari kritik, sebagai sebuah teori ada kelemahan yang menyertai kelebihannya. Kritik terhadap Dow Theory yang tidak boleh diabaikan adalah bahwa pada setiap pergerakan market yang trending, rata-rata jika menggunakan teknik ini kita telah ketinggalan hampir 20% dari pergerakan market. Memang pada beberapa kasus belakangan ini sudah dikembangkan metode optimasi agar bisa memperkecil ketertinggalan pergerakan itu. Salah satunya dilakukan dengan memperkecil time frame.

Pada pengembangan Dow theory selanjutnya mulai muncul adanya Elliot Wave Theory yang membagi trend menjadi tiga bagian yaitu wave 1,3, dan 5 Elliot Wave mencoba mengeleminir kelemahan-kelemahan dari Dow Theory. Selain itu untuk sukses menggunakan teori ini adalah mengetahui horizon investasi kita sendiri. Jika target kita adalah untuk waktu yang agak panjang, kita bisa melihat tren major yang terjadi pada saham tersebut. Namun jika target kita adalah harian, tren yang harus kita lihat adalah short swing. Tentu dibutuhkan juga konsistensi dan kesabaran menunggu hingga tren tersebut memberikan arahan yang jelas.

Artikel terkait :
Analisa Teknikal Klasik Menggunakan Teori Dow 2
Analisa Teknikal Klasik Menggunakan Teori Dow 3
Analisa Teknikal Klasik Menggunakan Teori Dow 4


Sumber : http://indo.mt5.com/showthread.php?3662-%26%239668%3B%26%231769%3B%26%239679%3B%26%231757%3B%26%239679%3B%26%231769%3B%26%239658%3B-Analisa-Teknikal-Klasik-Menggunakan-Teori-Dow

0 komentar: